MUI Medan: Masjid Jadi Penguat Nilai Masyarakat Madani

MUI MEDAN: MASJID JADI PENGUAT NILAI MASYARAKAT MADANI

3 tahun 2 bulan 3 minggu 2 jam 30 menit yang lalu 19 Sep 2021 Berita 925
Ket Gambar : Wakil Ketua Umum MUI Kota Medan Drs Burhanuddin Damanik, MA saat membuka acara Penyuluhan Penguatan Nilai-Nilai Masyarakat Madani Berbasis Masjid di Kota Medan, Oleh Ukhuwah Islamiyyah dan Hubungan Antar Umat Beragama MUI Kota Medan, Sabtu (18/9) di Masjid Ar Rivai Kampus II TPI Medan.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan menegaskan keberadaan Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah shalat berjamaah lima waktu, tapi juga sebagai tempat menjalin hubungan silaturahmi, memperkuat ukhuwah Islamiyyah sebagai perwujudan nilai masyarakat madani.

Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Umum MUI Kota Medan Drs Burhanuddin Damanik, MA saat membuka acara Penyuluhan Penguatan Nilai-Nilai Masyarakat Madani Berbasis Masjid di Kota Medan, Oleh Ukhuwah Islamiyyah dan Hubungan Antar Umat Beragama MUI Kota Medan, Sabtu (18/9) di Masjid Ar Rivai Kampus II TPI Medan.
Hadir sebagai narasumber Ketua Komisi Masjid dan Seni Budaya MUI Kota Medan, Mutafa Kamal Rokan dan Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Hubungan Antar Umat Beragama MUI Kota Medan, Drs Ahmad Suhaimi, MA, serta hadir seluruh anggota Komisi, pengurus dan jamaah masjid Ar Rivai.

"Keberadaan Masjid bagi umat Islam itu sangat penting. Di Masjid lah menjadi tempat membahas kebutuhan umat yang harus disahuti. Bukan saja persoalan masyarakat madani dan keumatan, bahkan tentang hubungan masyarakat serta juga perekonomian umat," kata Burhanuddin.

Sementara Mustafa Kamal Rokan dalam materinya moderasi agama dan masyarakat madani, memaparkan moderasi beragama adalah cara pandang atau sikap dan praktik beragama yang mengamalkan esensi ajaran-ajaran agama yang hakikatnya mengandung adalah nilai-nilai kemanusiaan dan menebarkan kemaslahatan bersama.

Sedangkan masyarakat madani merupakan istilah modern, meskipun inspirasinya sejak zaman Nabi. Tetapi, dalam konteks modern, masyarakat madani disebut sebagai sosial yang demokratis.

Selain itu, karakteritik dari masyarakat madani ialah adanya kemandirian, keswadayaan, adanya nilai atau norma yang dipatuhi seluruh masyarakat, aliran kepercayaan, adanya informasi publik, serta pengetahuan umum.

"Untuk persyaratan wasathiyah yakni punya pengetahuan, bukan emosi keagamaan namun cinta agama dan mengetahui kondisi/konteks. Sedangkan ciri moderat bersedia hidup bersama, bersedia dipersatukan dalam satu umat mewujudkan kerukunan bersama serta menerima Rasulullah sebagai pemimpin," ucapnya.

Ahmad Suhami menerangkan, masjid sebagai tempat dan pusat segala kegiatan umat di zaman Rasulullah SAW. Keberadaan Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah tapi juga harus menjadi pusat kegiatan masyarakat. Dimana peran Masjid juga sangat utama yakni membangun umat ekonomi secara berjamaah melalui analisis lingkungan, perumusan strategi, implementasi dan evaluasi strategi.

"Mesjid itu sulit dibesarkan kalau perekonomian umat tidak dikuatkan. Masjid adalah simbol peradaban Islam dan simbol ukhuwah Islamiyyah. Masjid sebagai kontrol sosial dan dedikasi bagi generasi muda serta menjadi satu pelindung perekonomian umat di Kota Medan," pungkasnya.