Ramadhan dan Marwah Jasmaniyah
Oleh Muhammmad Syukri Albani Nasution
Pertanyaan:
Assalamualaikum Ustadz, katanya puasa di bulan Ramadhan itu tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga tapi juga menahan hawa nafsu, mohon penjelasannya ustadz?
Jawaban:
Ramadhan sejatinya menjadi satu wadah bagi setiap masyarakat Islam untuk dijadikan sebagai tempat mendidik karakter jasmani dan rohani. Karakter ini dimaksudkan untuk melatih agar pekerjaan hidup manusia tidak hanya condong pada kepentingan jasmani, terjerat pada suasana yang sangat konsumtif dan tidak memiliki integrasi yang kuat kepada urusan Amaliah. Inilah yang menjadi dasar kenapa Ramadan diperintahkan Allah di dalamnya berpuasa, Justru pada waktu produktif dari pagi hari dengan niat yang sudah dikhususkan. Setiap Mukmin berpuasa tanpa melepas keterlibatan dan keaktifannya mengurusi dan mencari dunia dan ke dunianya. Saat itu seseorang yang berpuasa akan mengupgrade baik sangkanya kepada Allah bukan hanya tentang hasil yang dia dapatkan seberapa banyak atau seberapa memuaskan, tapi juga dengan tidak makan dan tidak minumnya sampai magrib, namun tidak membuat dirinya merasa kelaparan meski Dia lapar, dan tidak merasa kehausan meski di haus. Inilah yang membuat seseorang tidak merasa letih dalam keadaan yang dia rasakan secara Fitrah, sebab tidak makan dan tidak minum. Kekuatan inilah sejatinya menjadi titik dasar kenapa Ramadhan sebagai ruang ibadah personalistik yang hasilnya kepada akses kemaslahatan publik. Artinya setiap mukmin yang berpuasa akan menunjukkan integritas kepribadiannya di wilayah public, bahwa dia secara personal bukan menjadi orang yang rakus dan tamak pada urusan dunia, tapi dia juga tetap berintegritas mencari kebutuhan dunianya. Selain itu akses kemanfaatan dan kebaikannya kepada publik tetap terpelihara dengan sempurna, sehingga interaksi yang dibangun sejalan dengan prinsip hablum minallah dan hablum minannas.